Senin, 30 Desember 2013

Kembali Berdetak: Catatan Tentang Waktu Yang Hilang

Dear Bloggers.

Tidak terasa kalender 2013 akan segera menyusul kalender-kalender sebelumnya. Di satu sudut ruang, 2014 menunggu tidak sabaran. Orang-orang menyambut dengan beragam rasa. Sebagian bersuka cita, sebagian lainnya meratapi dengan kedukaan yang mendalam.Banyak hal sama terjadi ketika orang-orang menyambut datangnya pergantian tahun, karenanya, lebih baik jika kita membincang apa yang mungkin akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun yang baru pada dasarnya hanyalah penyebutan yang berbeda dari waktu. Waktu selalu sama. Wacana tentang waktu itu sendiri tidak menghasilkan apapun selain percik-percik kebingungan. Perlahan, kebingungan-kebingungan tersebut menemukan bentuk yang lebih dapat dimengerti, yaitu waktu sebagai ilusi manusia tentang konsltelasi ruang.

Selagi kita menimbang-nimbang perasaan seperti apa yang pantas diberikan untuk momen pergantian tahun kali ini, kita tetap saja tidak dapat menghindari kenyataan bahwa perasaan apapun yang kita lekatkan pada dasarnya tidak ada sangkut pautnya dengan laju waktu yang bergerak cepat menuju titik kosong pada savana ruang yang tidak berbatas. Waktu terus melaju tanpa peduli dengan entitas lain selain dirinya. Waktu sendiri bukanlah sebuah wujud. Ia adalah penanda pada continum kesadaran paling dasar dari kemanusiaan.

Apa yang akan kita rindukan dari tahun 2013 ini? Apa yang kita harapkan dari 2014? adalah dua pertanyaan esensial yang akan menentukan pencapaian-pencapaian kita di tahun depan dan -mungkin- tahun-tahun mendatang. Sedikit perbedaan pada pemaknaan tentang waktu yang telah hilang bisa jadi akan memberi perbedaan paling penting dalam hidup kita. Jika cara terbaik mengantisipasi kehilangan adalah dengan mempertahankanya, maka dalam koteks waktu, kita harus sadar bahwa mempertahankan waktu adalah tindakan bodoh yang tidak beralasan. Sebaliknya, cara terbaik melepaskan kepergian waktu adalah dengan merasakan kepergiannya, menyadari tiap detik yang berlalu dalam kaitannya dengan sisi kesadaran kita yang paling dalam.

Kesadaran kita tentang waktu kadang menipu. Penipuan ini penting dan berguna alih-alih menyesatkan. Orang-orang lantas berdebat tentang sisi nilai-guna dari kesadaran tentang waktu tanpa memikirkan sisi kegunaan dari perdebatan mereka. Gagasan-gagasan utama yang lahir dari sederet perdebatan tersebut lalu mengkerucut pada satu pertanyaan inti: Sisi mana dari waktu yang mungkin ditangkap oleh kesadaran manusia? lalu perdebatan pun berlanjut menjadi lebih sengit, kasar dan tanpa melibatkan sisi manapun dari waktu itu sendiri.

Barangkali waktu merupakan ide tidak jelas yang susah untuk diukur. Namun, menyadari peliknya urusan waktu itu sendiri pataut dirayakan sebagai sebuah langkah maju menuju kesadaran tentang waktu yang seringkali tidak disadari. Dengan demikian, pergantian tahun sebagai satu hal yang pasti terjadi seharusnya disadari tidak hanya sebagai perubahan pada simbol waktu, melainkan sebagai kesadaran itu sendiri.

Mari berbingung ria... Happy New Year, Fellows

Tidak ada komentar:

Posting Komentar